SINOPSIS LALITAWISTARA, RIWAYAT HIDUP SIDHARTA GAUTAMA
Lalitawistara
merupakan kisah yang menggambarkan riwayat Sang Budha1. Kisah
tersebut terpahat dalam deretan relief-relief
di Candi Borobudur yang berjumlah 120.
Di surga Tusita, Sang Bodhisattwa2 mengumumkan
bahwa dia akan lahir di alam manusia. Dia pun berkonsultasi dengan para dewa
mengenai bentuk inkarnasi yang akan dia ambil nanti. Sementara di kerajaan
Kapilawastu, di India, para dewi mengunjungi Ratu Maya, istri Raja Sudhodana
yang belum dikaruniai seorang anak. Dialah yang nantinya akan menjadi media
inkarnasi3 Sang Bodhisattva ke dalam bentuk Budha.
Lokasi Lumbini, Nepal
Setelah kembalinya para dewi, Sang Bodhisattva pun
akhirnya memutuskan untuk turun ke dunia dengan ditemani para dewa. Bersamaan
dengan itu pula para Bodhisattva dari sepuluh penjuru mata angin turut serta
memberikan penghormatan pada calon Budha.
Bodhisattwa turun ke dunia dan bersemayam dalam rahim
Ratu Maya di saat dia sedang tidur. Dalam tidurnya, dia memimpikan seekor gajah
putih masuk ke dalam perutnya. Keesokan harinya, Ratu Maya menemui suaminya di
taman Asoka untuk menceritakan mimpinya semalam dan meminta penafsiran atas
mimpi tersebut.
Para Brahmana menafsirkan mimpi Ratu Maya bahwa akan
lahir seorang anak laki-laki yang akan membawa ajaran besar kepada manusia di
muka bumi. Raja Sudhodana pun memberikan hadiah kepada para Brahmana4
sebagai tanda terima kasih. Keesokan harinya, keajaiban-keajan mulai muncul
dalam diri Ratu Maya. Yang pertama, dia bisa berada di lebih dari satu tempat
dalam satu waktu. Yang kedua, Ratu Maya dapat menyembuhkan orang sakit hanya
dengan mengusapkan tangannya pada kepala mereka.
Tiba saatnya Ratu Maya mempersiapkan kelahiran Sang
Bodhisattwa. Ia pergi ke taman Lumbini dengan ditemani para pengawal. Di
sanalah Sang Bodhisattwa dilahirkan dan diberi nama Sidharta Gautama. Sayangnya,
Ratu Maya meninggal tujuh hari setelah kelahiran Sidharta. Kemudian pengasuhan
atas Sidharta pun diserahkan kepada tantenya, Mahapapajapati Gautami.
Kelahiran Sidharta
Dalam menjalani masa kecilnya hingga masa dewasa,
Sidharta merasakan kejenuhan dengan segala kemewahan dan kenyamanan di dalam
istana. Dia pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari istana dan menjalani
kehidupan asketisme. Sidharta bertapa di bawah pohon Bodhi selama beberapa bulan.
Sepulangnya dari bertapa, Sidharta diminta untuk menikah. Dia mendapatkan
undangan sayembara untuk menikahi putri Gopa. Sayembara yang harus diikutinya adalah
menyingkirkan mayat gajah yang dibunuh oleh Dewadatta keluar dari batas kota,
matematika dan memanah. Sidharta berhasil memenangkan sayembara dan menikahi
putri Gopa.
Setelah pernikahannya dengan putri Gopa, Sidharta keluar dari
istana tanpa pengawalan dan melihat empat hal yang merupakan Samsara5,
yaitu orang tua renta, penyakit, kematian dan petapa. Dia pun tersadar akan
hakikat dirinya terlahir di dunia adalah sebagai guru, pembawa ajaran Budha dan
memutuskan untuk keluar istana untuk pergi bertapa. Ayahnya tidak setuju dengan
keputusan Sidharta dan dia berusaha mencegah kepergian anaknya dengan mengiming-imingi
pesta dan perempuan-perempuan cantik. Namun usaha tersebut tidak berhasil,
hingga aaat semua penghuni istana tertidur, Sidharta kabur dari istana dengan
mengendarai kuda. Di sinilah perjalanan Sidharta menjadi seorang Budha dimulai.
Sidharta menjalani kehidupan asketisme untuk mencapai pencerahan
dan pengetahuan tertinggi. Sebelum melakukan pertapaan, ia terlebih dahulu memotong
rambutnya hingga gundul dan mengganti pakaiannya dengan jubah. Hal tersebut
dianggapnya sebagai Samsara.
Ratu Maya turun ke bumi dan menemui Sidharta yang sedang
bertapa di bawah pohon Bodhi. Dia meminta putranya untuk tidak bertapa terlalu
keras tanpa makan dan minum karena hal tersebut tidak baik untuk kesehatannya.
Dalam menjalani pertapaanya Sidharta mengalami beberapa
godaan, salah satunya dari syetan bernama Mara dan ketiga putrinya; Rati, Arati
dan Tresna. Namun hal tersebut tidak menghalanginya menyelesaikan pertapaannya
hingga mencapai pencerahan.
Setelah mencapai pencerahan sempurna dan pengetahuan
tertinggi, Sidharta pun menjadi seorang Budha dan mulai menyebarkan ajarannya
kepada umatnya di muka bumi. Budha mengajarkan kebenaran suci tentang Samsara, bahwa
kelahiran, usia, sakit, kematian, berkumpul dengan orang-orang yang kita
cintai, berpisah dengan orang-orang yang kita cintai, tidak berhasil mencapai
apa yang kita inginkan adalah penderitaan, serta delapan jalan mulia; pandangan
benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha
benar, perhatian benar dan konsentrasi benar. Buddha berkelana menyebarkan
Dharma6 selama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat manusia
dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia 80
tahun.
1yang tercerahkan, yang memiliki
pengetahuan tertinggi
2calon Budha
3penjelmaan, kelahiran
4golongan cendekiawan yang mampu
menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan
5penderitaan
6hukum atau aturan dalam agama
Budha