Senin, 29 April 2013


SINOPSIS LALITAWISTARA, RIWAYAT HIDUP SIDHARTA GAUTAMA


Lalitawistara merupakan kisah yang menggambarkan riwayat Sang Budha1. Kisah tersebut terpahat  dalam deretan relief-relief di Candi Borobudur yang berjumlah 120.
Di surga Tusita, Sang Bodhisattwa2 mengumumkan bahwa dia akan lahir di alam manusia. Dia pun berkonsultasi dengan para dewa mengenai bentuk inkarnasi yang akan dia ambil nanti. Sementara di kerajaan Kapilawastu, di India, para dewi mengunjungi Ratu Maya, istri Raja Sudhodana yang belum dikaruniai seorang anak. Dialah yang nantinya akan menjadi media inkarnasi3 Sang Bodhisattva ke dalam bentuk Budha.          
Lokasi Lumbini, Nepal
    
Setelah kembalinya para dewi, Sang Bodhisattva pun akhirnya memutuskan untuk turun ke dunia dengan ditemani para dewa. Bersamaan dengan itu pula para Bodhisattva dari sepuluh penjuru mata angin turut serta memberikan penghormatan pada calon Budha.
Bodhisattwa turun ke dunia dan bersemayam dalam rahim Ratu Maya di saat dia sedang tidur. Dalam tidurnya, dia memimpikan seekor gajah putih masuk ke dalam perutnya. Keesokan harinya, Ratu Maya menemui suaminya di taman Asoka untuk menceritakan mimpinya semalam dan meminta penafsiran atas mimpi tersebut.
Para Brahmana menafsirkan mimpi Ratu Maya bahwa akan lahir seorang anak laki-laki yang akan membawa ajaran besar kepada manusia di muka bumi. Raja Sudhodana pun memberikan hadiah kepada para Brahmana4 sebagai tanda terima kasih. Keesokan harinya, keajaiban-keajan mulai muncul dalam diri Ratu Maya. Yang pertama, dia bisa berada di lebih dari satu tempat dalam satu waktu. Yang kedua, Ratu Maya dapat menyembuhkan orang sakit hanya dengan mengusapkan tangannya pada kepala mereka.
Tiba saatnya Ratu Maya mempersiapkan kelahiran Sang Bodhisattwa. Ia pergi ke taman Lumbini dengan ditemani para pengawal. Di sanalah Sang Bodhisattwa dilahirkan dan diberi nama Sidharta Gautama. Sayangnya, Ratu Maya meninggal tujuh hari setelah kelahiran Sidharta. Kemudian pengasuhan atas Sidharta pun diserahkan kepada tantenya, Mahapapajapati Gautami.
Kelahiran Sidharta

Dalam menjalani masa kecilnya hingga masa dewasa, Sidharta merasakan kejenuhan dengan segala kemewahan dan kenyamanan di dalam istana. Dia pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari istana dan menjalani kehidupan asketisme. Sidharta bertapa di bawah pohon Bodhi selama beberapa bulan. Sepulangnya dari bertapa, Sidharta diminta untuk menikah. Dia mendapatkan undangan sayembara untuk menikahi putri Gopa. Sayembara yang harus diikutinya adalah menyingkirkan mayat gajah yang dibunuh oleh Dewadatta keluar dari batas kota, matematika dan memanah. Sidharta berhasil memenangkan sayembara dan menikahi putri Gopa.
Setelah pernikahannya dengan putri Gopa, Sidharta keluar dari istana tanpa pengawalan dan melihat empat hal yang merupakan Samsara5, yaitu orang tua renta, penyakit, kematian dan petapa. Dia pun tersadar akan hakikat dirinya terlahir di dunia adalah sebagai guru, pembawa ajaran Budha dan memutuskan untuk keluar istana untuk pergi bertapa. Ayahnya tidak setuju dengan keputusan Sidharta dan dia berusaha mencegah kepergian anaknya dengan mengiming-imingi pesta dan perempuan-perempuan cantik. Namun usaha tersebut tidak berhasil, hingga aaat semua penghuni istana tertidur, Sidharta kabur dari istana dengan mengendarai kuda. Di sinilah perjalanan Sidharta menjadi seorang Budha dimulai.
Sidharta menjalani kehidupan asketisme untuk mencapai pencerahan dan pengetahuan tertinggi. Sebelum melakukan pertapaan, ia terlebih dahulu memotong rambutnya hingga gundul dan mengganti pakaiannya dengan jubah. Hal tersebut dianggapnya sebagai Samsara.
Ratu Maya turun ke bumi dan menemui Sidharta yang sedang bertapa di bawah pohon Bodhi. Dia meminta putranya untuk tidak bertapa terlalu keras tanpa makan dan minum karena hal tersebut tidak baik untuk kesehatannya.
Dalam menjalani pertapaanya Sidharta mengalami beberapa godaan, salah satunya dari syetan bernama Mara dan ketiga putrinya; Rati, Arati dan Tresna. Namun hal tersebut tidak menghalanginya menyelesaikan pertapaannya hingga mencapai pencerahan.
Setelah mencapai pencerahan sempurna dan pengetahuan tertinggi, Sidharta pun menjadi seorang Budha dan mulai menyebarkan ajarannya kepada umatnya di muka bumi. Budha mengajarkan kebenaran suci tentang Samsara, bahwa kelahiran, usia, sakit, kematian, berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai, berpisah dengan orang-orang yang kita cintai, tidak berhasil mencapai apa yang kita inginkan adalah penderitaan, serta delapan jalan mulia; pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar dan konsentrasi benar. Buddha berkelana menyebarkan Dharma6 selama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia 80 tahun.


1yang tercerahkan, yang memiliki pengetahuan tertinggi
2calon Budha
3penjelmaan, kelahiran
4golongan cendekiawan yang mampu menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan
5penderitaan
6hukum atau aturan dalam agama Budha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar